Jakarta – Sebuah jet tempur milik angkatan laut Cina mengalami kecelakaan saat menjalani latihan rutin di wilayah Pulau Hainan, Sabtu (15/3/2025). Meskipun pesawat hancur, pilot berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan kursi pelontar (ejection seat).
Menurut keterangan resmi dari otoritas militer Cina, jet tempur tersebut jatuh di wilayah selatan Pulau Hainan. Pesawat itu merupakan bagian dari Komando Teater Selatan militer Cina, yang bertanggung jawab atas operasi di wilayah Laut Cina Selatan.
“Jet tempur angkatan laut Cina jatuh pada hari Sabtu saat latihan, tetapi pilot berhasil melontarkan diri dari pesawat,” bunyi pernyataan resmi militer Cina yang dikutip oleh AFP, Sabtu (15/3/2025).
Kursi pelontar yang digunakan oleh pilot terbukti efektif dalam menyelamatkan nyawa. Sistem ini dirancang untuk mengeluarkan pilot dari pesawat dengan cepat dalam situasi darurat, seperti kecelakaan atau kerusakan mesin.
“Pilot telah dievakuasi dan dalam kondisi stabil. Kami bersyukur tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” tambah pernyataan militer Cina.
Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan. Otoritas militer Cina menyatakan bahwa tim investigasi telah dikerahkan untuk memeriksa puing-puing pesawat dan menganalisis data penerbangan.
“Kami sedang mengumpulkan semua bukti dan data untuk menentukan penyebab kecelakaan. Hasil investigasi akan segera diumumkan kepada publik,” ujar juru bicara militer Cina.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan operasional jet tempur Cina, terutama di wilayah Laut Cina Selatan yang kerap menjadi area latihan intensif. Namun, otoritas militer Cina menegaskan bahwa insiden ini tidak akan mengganggu jadwal latihan atau operasi militer lainnya.
“Kami akan terus meningkatkan standar keselamatan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh armada pesawat tempur kami,” tegas pernyataan tersebut.
Pulau Hainan merupakan lokasi strategis bagi militer Cina, terutama sebagai pangkalan utama angkatan laut dan udara di wilayah Laut Cina Selatan. Kecelakaan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, di mana Cina kerap melakukan latihan militer untuk menegaskan klaim teritorialnya.
Dengan insiden ini, masyarakat internasional kembali mempertanyakan keandalan teknologi militer Cina, meskipun otoritas setempat menegaskan bahwa keselamatan personel dan operasional tetap menjadi prioritas utama.(jp)