Mediafbi.com | Jakarta – Perum Bulog merespons temuan beras impor yang terinfestasi kutu di gudang mereka di Yogyakarta, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto.
“Pada reses yang lalu, dalam kunjungan kerja, saya memimpin tim ke Yogyakarta dan meninjau gudang Bulog. Di sana, kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang disimpan dalam gudang Bulog dan sudah banyak kutunya,” ujar Titiek dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Selasa (11/3/2025).
Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa beras sebagai komoditas pangan memang rentan terhadap serangan hama selama penyimpanan, terutama jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut, Bulog telah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT), yang mencakup pengawasan kualitas dan pemantauan serangan hama secara rutin. Tindakan perawatan kualitas, seperti penyemprotan dan fumigasi, dilakukan untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama.
Menanggapi temuan ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, meminta agar seluruh gudang Bulog melakukan pemeriksaan kualitas beras secara berkala. Ia memastikan bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 1,9 juta ton dan dalam kondisi baik. Arief menekankan pentingnya tindakan fumigasi untuk menjaga kualitas stok beras.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Yogyakarta, Titiek Soeharto menemukan masih banyak beras sisa impor tahun lalu di gudang Bulog yang sudah terinfestasi kutu. Ia meminta pemerintah segera memanfaatkan beras tersebut, mengingat kondisinya yang mungkin sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengakui adanya beras sisa impor yang tidak layak konsumsi di gudang Bulog, dengan jumlah antara 100.000 hingga 300.000 ton dari total 2 juta ton cadangan beras. Ia memastikan bahwa beras dengan kondisi rusak ini tidak akan didistribusikan kepada masyarakat dan akan ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menambahkan bahwa pihaknya akan mengecek kualitas beras di gudang Bulog dan memastikan beras yang tidak layak konsumsi tidak akan disalurkan kepada masyarakat. Ia juga menyebutkan kemungkinan pemanfaatan beras tersebut untuk keperluan lain, seperti pakan ternak.
“Harus ada cara lain, apakah untuk pakan ternak atau keperluan lain. (Total beras yang berkutu) tidak banyak, tidak sampai ratusan ribu ton. Kita sedang melakukan pengecekan lebih lanjut,” jelasnya.
Dengan adanya temuan ini, diharapkan Bulog dan instansi terkait dapat meningkatkan pengawasan dan manajemen penyimpanan beras, guna memastikan kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat tetap terjaga.(jp)